Bayi yang sedang tumbuh gigi akan lebih rewel, sebab gusi mereka terasa gatal dan sakit. Namun, tahukah bunda bahwa ternyata bakal gigi sudah mulai terbentuk saat masih dalam kandungan? Selanjutnya, gigi akan menembus gusi secara bertahap, biasanya dimulai pada usia 6-12 bulan. Bunda akan melihat dua gigi tengah pada rahang bawah yang akan muncul pertama kali, kemudian dua gigi tengah bagian rahang atas. Bertambahnya usia, tumbuh pula gigi di bagian sisi dan belakang mulut. Geraham menjadi gigi yang terakhir muncul pada usia 3 tahun.

Beberapa tanda yang dapat Bunda kenali saat si kecil mulai tumbuh gigi, diantaranya:

Lantas, apa yang bisa Bunda lakukan saat bayi mengalami tumbuh gigi? Beberapa cara yang biasa dilakukan oleh pendidik di TPA TAAM Quba mungkin bisa menjadi contoh.

 

Santri Balita TPA TAAM QUBA.

 

Tips Mengatasi Keluhan saat Bayi Tumbuh Gigi

Santri TPA TAAM Quba dimulai sejak usia 0 hingga 3 tahun, mereka berada di sekolah sejak pagi hingga sore hari. Kondisi ini membuat ustadzah (sebutan untuk guru) terbiasa menghadapi bayi yang rewel akibat tumbuh gigi. Adapun cara yang dilakukan, yaitu:

1. Memijat Lembut Gusi Anak

Gigi yang baru muncul menyebabkan gusi gatal dan nyeri, sehingga pijatan ringan dapat membuatnya lebih nyaman. Bagaimana caranya? Ustadzah TPA membalut jari telunjuk mereka dengan kasa steril, kemudian mencelupkannya ke dalam air hangat. Jari tersebut digunakan untuk memijat secara perlahan gusi bayi yang terlihat merah atau bengkak. Pertama kali si kecil pasti memberontak, sehingga Bunda perlu mengalihkan perhatian bayi, misal dengan mainan. Namun, apabila pijatannya tepat, biasanya mereka akan tenang dan sesekali menggigit jari Bunda.

 

2. Memberikan Teether atau Mainan Gigitan

Apabila Bunda masih ragu untuk memijat gusi anak, memberikan teether mungkin bisa menjadi solusi lain. Saat ada santri yang sedang tumbuh gigi, ustadzah TPA akan meminta orangtua untuk membawakan mainan gigitan atau teether. Cara ini lebih aman daripada bayi menggigit benda sembarangan. Teether umumnya terbuat dari material silikon, sehingga tidak melukai gusi. Bunda bisa memasukkannya ke dalam kulkas sebelum diberikan kepada si kecil. Sensasi dingin dapat meredakan nyeri pada gusi.

 

3. Memberikan Camilan Dingin

Rasa nyeri tumbuh gigi membuat anak menjadi susah makan. Namun, Bunda harus tetap mencukupi nutrisinya. Langkah yang dilakukan ustadzah TPA adalah dengan meminta orangtua membawakan bekal finger food berupa wortel atau pisang. Sama seperti mainan gigitan, makanan ini juga perlu didinginkan ke dalam kulkan terlebih dahulu. Selain itu, untuk botol minun dapat menggunakan sippy cup. Model ini memungkinkan anak untuk menggigit moncong botol sebagai cara meredakan gusinya yang gatal.

 

4. Menjaga Asupan ASI atau Sufor

Setiap anak memberikan respon berbeda saat tumbuh gigi. Ada yang semakin sering meminta susu, atau sebaliknya enggan minum karena gusi terasa nyeri. Namun, ustadzah TPA tetap menjaga agar si kecil terpenuhi kebutuhan ASI maupun sufornya. Susu memiliki kandungan kalsium yang dapat mempercepat pertumbuhan gigi. Selain itu, menjaga tubuh bayi dari paparan virus maupun bakteri.

 

Selain beberapa cara diatas, tidak kalah penting adalah membangun suasana menyenangkan bagi anak. Bunda harus tetap tenang, meski si kecil lebih rewel dari biasanya. Seperti yang dilakukan ustadzah TPA TAAM Quba, anak-anak dihibur dengan bernyanyi, membacakan cerita, atau sekadar bercanda. Berbagai keluhan tumbuh gigi ini akan mereda dalam waktu beberapa hari. Bunda hanya perlu waspada apabila anak menunjukkan gejala lain, seperti demam tinggi, muntah, lemas, atau diare. (nfy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *